Malik Khaidir Mahmud.
![]() |
Malik Mahmud Dan Mafia Singapore |
Demikianlah nama asli beliau. Seorang tokoh elit eks Gerakan Aceh
Merdeka (GAM) yang dikenal dekat dengan Wali Nanggroe, Hasan Tiro. Tokoh
yang satu ini memang sungguh unik, tertutup dan sangat berhati-hati
dalam berbagai isu yang menyangkut akan latar belakang dan riwayat
hidupnya. Sehingga tidak diperoleh catatan yang jelas apa dan siapa
Malik Mahmud tersebut. Sementara itu, arah politik Aceh pasca
penandatanganan MoU Helsinki, menjadikan tokoh ini begitu populer
sebagai Perdana Menteri GAM yang “berhasil” membawa perdamaian ke Aceh
melalui jalur politik. Hingga saat ini, tidak ada catatan yang jelas
mengenai siapa sebenarnya Malik Mahmud ini. Dari mana ia berasal,
kompetensinya dalam karir yang digelutinya selama ini, catatan
pendidikan dan pengalaman pekerjaan, keluarga, anak dan istri serta
hal-hal lain yang terasa gelap bagi masyarakat Aceh tentang sosok yang
disebut-sebut akan menjadi figure pemersatu bagi rakyat Aceh.
Riwayat Kehidupan
Ia lahir pada tahun
1939 si Singapura. Menghabiskan sebagian besar hidupnya di perantauan
mengikuti orang tuanya yang bekerja sebagai Saudagar di Singapura.
Semasa tinggal di Singapura, ia sempat bekerja sebagai pegawai
pencatatan dan kelahiran sipil lalu terdaftar sebagai Tentara Marinir
Singapura akibat program wajib militer yang diberlakukan oleh negara
itu. Tidak ada catatan yang jelas mengenai kiprah maupun karir Malik di
militer. Selanjutnya, asal nama Malik Mahmud Al Haythar berasal dari
kesulitan beliau di masa kecilnya dengan menyebut nama tengahnya,
“Khaidir”. Sehingga menggantinya dengan ejaan yang lebih mudah menjadi
Hayther atau Haythar. Kata penambahan “Al” itu hanyalah reka-reka
sendiri mengingat orang Aceh senang dengan hal-hal yang berbau ke
Arab-araban.
Ibunya berasal dari Lampreh, Lambaro. Ayahnya, Haji Mahmud,
berasal dari Lampuuk, Banda Aceh, campuran Arab dan India. Haji Mahmud
pindah ke Singapura untuk mengembangkan bisnis perdagangan. Almarhum
Haji Mahmud Khaidir (demikian ia disebut) merupakan pedagang Aceh yang
hebat, sangat kaya, dengan sejumlah tanah yang dimilikinya hingga di
Singapura. Semasa ia hidup, sebagai orang dagang, Haji Mahmud
menjalin persahabatan dengan berbagai kalangan baik di Aceh maupun di
Singapura. Ia juga cukup dekat dengan tokoh-tokoh DI/TII seperti Teungku
Ilyas Leubeu dan Tengku Daud Bereueh. Sementara Hasan Tiro sudah
dianggap seperti anak sendiri olehnya. Sementara itu, di kalangan
Singapura pun Haji Mahmud cukup akrab dengan tokoh-tokoh kawasan Geylang
tempatnya tinggal seperti kelompok See Tong, Wo Shing Wo, Sun Tee On
hingga Roland yang merupakan cikal bakal tokoh mafia terkenal yang
sangat dekat dengan Malik Mahmud.
Sementara itu, Hasan Tiro selama tergabung dalam DI sangat dekat dengan keluarga Mahmud, terutama dengan Amir Rashid
(abang Malik Mahmud yang juga salah seorang Mentri GAM). Haji Mahmud
sendiri dianggap sangat berjasa bagi masyarakat Aceh di Singapura, juga
bagi orang Melayu, sehingga ia dikenal engan sebutan Ayah Aceh. Ketika
terjadi racial clash di Singapura, orang Melayu di Geylang lari
berlindung ke rumahnya dengan aman akibat koneksi yang cukup baik
dengan tokoh-tokoh Mafia dan Triad di Singapura tersebut.
Malik Mahmud dan Mafia Singapura
Sekitar tahun 1969
merupakan tahun dimana Roland dan anggota geng mafia See Tong mulai
menancapkan “kukunya” di wilayah Singapura setelah sekian lama
membangun reputasi bisnis ilegalnya di Negeri Singa tersebut.
Tahun
itu juga merupakan awal jalinan kedekatan persahabatan Malek Mahmud dan
ketua geng, Roland alias Hylam-kia. Pada malam tanggal 23 Oktober 1969,
sekitar sepuluh dari sesama anggota geng dari See Tong menyerang dua
anggota geng saingan mereka, Pek Kim Leng ( Putih Golden Dragon). Salah satu anggota geng saingan, yang juga bersenjata, tewas dan yang lainnya terluka parah dalam serangan itu.
Bentrokan terjadi
akibat dari perselisihan sebelumnya antara tahta Tong (See Tong) yang
dekat dengan kelompok perantau di Geylang termasuk Malik Mahmud dan
Ayahnya, dengan Kim Pek Leng di sebuah bar. Krisis pun terjadi di antara
keduanya, ketika negosiasi tidak tercapai untuk menghasilkan solusi
damai. Pertarungan antara dua geng pun terjadi dimana anggota geng akan
saling menyerang saat melihat satu sama lain. Untuk menghindari adanya
kejaran dari pihak kepolisian Singapura, Roland dengan dibantu kelompok
See Tong dan Malik Mahmud melarikan diri ke Malaysia dan atas bantuan
koneksi dari Haji Mahmud yang luas, Roland berhasil ke Belanda dengan
dibantu oleh mantan pelaut Singapura yang telah bermukim di Belanda,
bernama “Big Jhonny”.
Atas rekomendasi Haji Mahmud lah, Big Jhonny
membuka jalan Roland untuk bertemu dengan tokoh-tokoh TRIAD Hongkong di
Belanda seperti Wo Shing Wo dan Sun Tee On.
Kelompok ini yang
selanjutnya terkenal dengan sebutan geng Ah Kong yang beroperasi hingga
ke seluruh dunia termasuk Amsterdam, Belanda. Malik Mahmud yang kala itu
telah mendukung perjuangan Hasan Tiro, ditunjuk sebagai penggalang dana
dengan cara memasok kebutuhan akan ganja dan zat-zat adiktif lainnya ke
Belanda yang memang cukup tinggi permintaannya. Sebagaimana diketahui,
Amsterdam merupakan salah satu kota dunia yang melegalkan penggunaan
ganja dan sejenisnya untuk dikonsumsi oleh warganya. Persahabatan geng
Ah Kong terus berlanjut hingga saat ini bahkan setelah kematian Bos Ah
Kong tahun 2010.
Perjalanan Malik
Mahmud dalam “dunia bawah tanah” Singapura belum benar-benar berakhir
meskipun dengan meninggalnya bos Ah Kong. Jalinan persahabatan terus
dibangun sebagai wujud kebersamaan dalam membangun reputasi di dunia
hitam.
Simber Komposiana
nyan poto editan bek le neusebar poto simalek ngoen boih nyan hana le kadi hilangkan. jadi beritanyoe leubeh jroeh bek neuboeh poto nyan buet malek di singapura memang meu aneuk bajeung that. tapi nyan poto ata editan mengungkap kebencian kepada sibeliau nyan.
BalasHapus